"I need more energy. More literature. Pure of mind, Dee."

Selasa, 28 Agustus 2012

Bukan yang pertama sebenernya. Tapi sekali lagi, mbak Dewi Lestari bikin karya luar biasa yang bikin hati para pembaca terdiam, merasakan, dan mengakui apa sebenarnya maksud dari cinta, mimpi, dan harapan. Aku pribadi sendiri mengakui bahwa karya mbak Dee itu khas, dari bahasanya, hingga alur ceritanya. Tapi dari semua novel luar biasanya mbak Dee, Supernova (Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh) adalah karya sastra terumit yang pernah aku baca. Tapi dari situ aku tahu, kegeniusan seseorang tidak hanya terletak dari cara dia menyelesaikan berpuluh-puluh lembar soal berhitung dan logika. Tapi dari pengaturan bahasanya dan pengalaman berimajinasi yang bikin selembar kertas dapat terisi penuh hingga tercipta lebih banyak lembaran lagi. Bukan perbandingan yang adil memang, antara 445 halaman novel dengan 30 soal berhitung. Jika dua tantangan ini diberikan pada dua manusia yang berbeda kegeniusannya, akan terlihat bahwa tidak ada satupun manusia tidak mampu didunia ini.

"Perahu Kertas". Aku hanya sebagian orang penggemar novel ini yang menuliskan sesuatu di blognya. Sebelumnya aku pernah menemukan beberapa fans yang memuja karya mbak Dee yang satu ini melalui blognya. Dan ya, novel ini memang luar biasa. Dan setelah tau bahwa mas Hanung Brahmantyo menciptakan film berdasarkan novel ini makin membuat para pembaca tertarik dan penasaran seberapa jauh imajinasi mereka dengan penggarapan film ini. Aku pribadi, menyukai film yang di produksi oleh StarVision ini. Film ini menceritakan bagaimana hati manusia yang begitu penuh kejutan dan tidak bisa ditebak. Antara mimpi, cinta, dan harapan tidaklah berbeda jauh.

"Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya." -Dee(Perahu Kertas).




Kugy adalah tokoh favoritku, bagaimanapun juga, tokoh satu ini terkadang mengingatkanku pada diriku. Bagaimana cara dia berlari menjauhi Keenan yang dia cintai karna dia tahu bahwa hal yang mustahil bagi mereka adalah bersatu. Bagaimana dia mengatur pola hidupnya untuk bisa melupakan Keenan dengan cara apapun, walau dia sendiri tahu bahwa melupakan Keenan adalah sesuatu yang mustahil dia lakukan. Dan, cita-citanya yang tak jauh beda denganku. Dia ingin menjadi penulis dongeng, sedangkan aku hanya ingin menjadi penulis. Harapannya yang unik ini rupanya membawanya pada Keenan yang memiliki harapan yang saling membutuhkan dengan Kugy.


Dan Keenan. Lelaki ini mengingatkanku pada sahabatku. Semangatnya dan cita-citanya. Keenan adalah lelaki sederhana yang memiliki permintaan tak lebih, dia ingin menjadi Pelukis. Mimpinya, yang membuatnya dibenci oleh ayahnya tetap membuat dia berjuang untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Keenan mengajarkanku untuk tetap mengejar apa yang kumau, karna sejauh mana kita melangkah, kita pasti akan kembali sebagai diri kita sendiri. Semangatnya buatku sadar bahwa dunia ini terlalu penuh denga orang-orang palsu. Orang-orang yang bahkan malu dengan apa yang mereka impikan. Maka dari itu aku bangga dengan cita-cita dan harapanku, dan aku tidak ingin lari dari itu.


Kisah cinta mereka begitu sederhana. Mereka sadar bahwa mereka saling membutuhkan. Tapi rintangan pasti ada, karena hidup tanpa rintangan tidak akan ada apa-apanya. Di akhir cerita, Kugy yang sudah mendapat pekerjaan menemukan lelaki yang dia cintai, begitu juga dengan Keenan yang dalam mengejar mimpinya ditemani oleh gadis dari Bali yang dia sayangi. Tapi tetap saja, jika memang jodoh, mereka pasti akan bertemu lagi. Kisah mereka ibarat salah satu kutipan dari novel Perahu Kertas ini, "Kadang-kadang langit bisa keihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar." Mengerti kan? Mereka hanya berpisah untuk sesuatu yang selayaknya berputar, anggap saja takdir sementara, karna apapun yang terjadi, takdir yang sebenarnya akan berjalan dengan aturan dan kodratnya hingga akhirnya bisa bersama.


"Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh." -Dee(Perahu Kertas).





"Rectoverso". Buku ini berisi 11 cerita pendek dengan alur dan kisah yang berbeda. Tapi tidak hanya itu saja, setiap cerita dibumbui dengan setiap lagu yang tuliskan melalui lirik sebagai pembuka awal sebuah cerita. Buku ini adalah buku karya Dee yang pertama kubeli, dan aku langsung menyukai setiap detail kisahnya. Tapi dari sebelas kisah dari buku ini, Firasat adalah satu-satunya kisah yang membuatku merinding. Kisah sederhana yang dibumbui dengan lirik lagu Firasat yang dinyanyikan oleh Marcell lalu diaransemen kembali oleh Dee sendiri ini berkisah tentang seorang wanita yang mengagumi seorang pria yang akhirnya akan meninggal di akhir kisahnya nanti. Alur ceritanya damai, sederhana, dan tidak begitu rumit.

“Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.” -Dee(Rectoverso)


"Supernova : Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh". Novel ini adalah berdedikasi anatar sains dan sastra, keunikan bukunya membuat setiap kalimat menjadi sulit dipahami karena mengandung unsur bahasa latin dari sains. Guru Bahasa Indonesia di les ku pernah mengatakan, bahwa seseorang yang pernah membaca Supernova ini bisa dikatakan sudah jago dalam memahami kata-kata sastra tingkat tingi. Disamping itu, kisahnya yang tidak seperti pada umumnya tentang seorang pasangan kelainan seksual/homo, seorang wanita berkeluarga yang memiliki pasangan selingkuhan, dan seorang wanita pelacur tingkat kakap. Tiga tokoh tadi diceritakan dengan satu alur yang sama dan memiliki hubungan yang satu dengan lain. Ceritanya yang umum tapi jarang dilirik orang banyak ini membuat para pembaca seakan memiliki keluasan pengetahuan dalam hidup disudut yang bahkan tidak pernah mereka temui dan mereka pedulikan sekalipun akan menjadi bahan bacaan baru. Selain itu buku ini juga sudah terbit dengan 4 seri, yakni Supernova : Ksatia, Putri dan Bintang Jatuh, Supernova : Akar, Supernova : Petir, dan Supernova : Partikel. Setiap serinya memiliki keunikan dalam penceritaan dan pertokohan, tetapi seri pertama memiliki keunikan paling khas sebagai buku sastra, sains, dan fiksi di Indonesia. Supernova memang luar biasa.





"Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu." -Dee(Supernova : Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh).


Tiga buku ini adalah sebagian dari karya milik Dewi Lestari. Hanya saja 3 buku ini adalah buku yang menginspiratifkan diriku secara pribadi. Post ini khusus kubuat untuk buku Perahu Kertas yang barusan saja difilmkan, dan rasa terima kasihku pada Dewi Lestari yang telah menciptakan kisah luar biasa dalam memandang arti hidup, cinta, harapan dan mimpi-mimpi yang akan selalu memberiku pelajaran berharga untuk saling menghargai.

Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS