Thank You..

Jumat, 09 September 2011



“Aku tahu aku akan masuk neraka karena diriku yang sebenarnya.” Ujarnya dalam raut muka tanpa ekspresi. Aku menoleh dan menatap wajahnya dari samping. Lalu kembali menatap depan lagi.

“Mustahil orang sepertimu masuk neraka, terkadang orang yang buruk sekalipun menganggap mereka pantas hilang dari dunia ini. Tapi masih ada yang membutuhkanmu disini, seburuknya dirimu, kau berarti bagi orang lain.” Kataku. Dia tertawa kecil.

“Kau tahu apa ketakutanku selama ini?.” Katanya. Aku menoleh padanya lalu menggelengkan kepala.

“Sejujurnya, aku tidak takut dikucilkan, merasa dibuang atau dilecehkan karena diriku ini, aku merasa pantas diperlakukan begitu..”

“Lalu?.” Dia mengambil nafas panjang lalu tersenyum.

“Aku takut mengecewakan orang-orang yang menyayangiku, mereka yang mengharap lebih dariku.” Dia berkata lirih. Aku terdiam..


-PAP-


Kau tahu bagimana menjadi orang paling beruntung didunia? Beruntung bukan hanya karena kau mendapat kekasih yang baik, tampan, cantik, sempurna. Atau orang tua yang kaya yang bisa memberimu apapun yang kau mau hanya dengan menunjuk jarimu saja. Atau kepintaran tiada tara, kau memiliki ratusan piala hasil dari kecerdasanmu, kau memiliki kepaindaian yang sempurna. Bahkan paras yang bisa membuat semua orang tertunduk dengan kesempurnaanmu. Tidak.. itu bukan “keberuntungan”, itu adalah pemberian.
Tuhan memberi itu semua untuk bisa dibandingkan dengan pemberian orang lain yang kurang dari kita. Terkadang orang-orang yang memiliki itu semua orang yang merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang tak perlu memandang cerminan mata orang lain selain dirinya.



“Kamu tau apa yang aku mau dari Ayahku?.” Ujarnya dalam genangan air mata.

“Aku cuma ingin dia mengerti kami disini. Aku, mama, adek. Kami masih disini, kami masih menyayangi dia..” Aku meneteskan air mata. Aku tahu dia rapuh, begitu juga aku. Kami sama, dunia ini kadang tidak adil bagi orang seperti kami.

“Kenapa harus kita ya?.” Kataku setengah tertawa. Dia menatapku lalu menyentuh tanganku, matanya merah dan berlinang air mata.

“Karena ini bisa membuat kita kuat. Hanya beberapa orang yang bisa bertahan merasakan ini. Kita diberi pelajaran sebelum melewati ujian yang lebih berat nanti. Itu alasan mereka berbeda dengan kita.” Katanya. Aku tahu, aku memang tidak sendiri. Masih ada dia yang menangis didepanku, masih ada anak lain yang juga merasakan hal yang sama. Mereka melampiaskan amarah mereka pada hal yang diluar dugaan mereka. Itu hanya karena mereka kurang diperhatikan. Dunia ini terlalu beragam bagi penghuninya.. khususnya mereka..



-TOS-



Aku sangat beruntung. Lebih beruntung dari mereka-mereka yang memiliki kesempurnaan diatasku. Aku beruntung masih bisa melihat dan belajar dari kehidupan orang lain. Aku beruntung masih bisa menjadi pundak tangis mereka, bahkan terkadang menjadi pundak tangis bagi diriku sendiri. Bukankah itu semua bertujuan untuk membuat kita belajar, menghargai dan berpegang tangan dengan mereka yang kurang dari kita? Tidakkah seseorang mengira, bahwa dibalik senyumnya, tawanya, dia memiliki sesuatu yang ditahan dalam hatinya?





“Semakin berat ujian diberikan pada Tuhan, maka semakin kuatlah kamu dari mereka-mereka yang lain. Bukankah begitu?.” Katanya sembari menangis, nada suaranya ditekan, dia menepuk pundakku dengan kuat. Aku tahu dia berupaya untuk membuatku bangun, membuatku bertahan. Aku masih memeluknya. Erat sekali, tanganku yang lebam kupandang dari mataku yang berlapis air mata, dia memelukku lebih erat. Seakan mencoba menopang diriku yang hampir jatuh.

“Aku memang tidak bisa apa-apa untukmu. Aku minta maaf.. tapi jangan lukai dirimu lagi.. tolong..” Katanya yang kini mulai menangis sama sepertiku. Aku merasakan air matanya membasahi rambutku. Aku merasakan tubuhnya bergetar karena isak tangis. Temanku yang satunya lagi memelukku dari punggung yang lain, air mataku mulai berkurang. Saat itu kami berada tepat diluar rumahku. Pelukan konyol kami terasa sangat memalukan, memalukan bagi orang yang melihat kami. Tapi tidak bagiku, sekali lagi.. aku beruntung memiliki mereka yang siap menjadi tongkatku ketika aku jatuh.. Terima kasih..




-INS&MBH-



Satu hal yang aku tahu, dan aku yakin mereka yang lain juga percaya hal ini. “kegelapan tidak tak selamanya abadi.” Selalu ada sinar walau diujung sana. Seperti halnya Tuhan menciptakan 12 jam pagi dan 12 jam malam, seperti halnya Tuhan membiarkan kami tetap ada walau posisi kami begini, seperti halnya lautan biru yang luas dan luar angkasa yang gelap sama-sama menyimpan ribuan misteri.




“Kau tau Romeo memiliki cinta pertama sebelum bertemu Juliet?.” Kataku tertawa. Kami sedang bersepeda sambil hujan-hujan. Kami masih memakai seragam sekolah. Derasnya air hujan membuat suaraku terpedam aneh.

“Aku tidak tahu Romeo punya cinta pertama.” Katanya setengah berteriak. Suara kami terdengar kecil sekali. Aku menggenjot trali sepeda, dia menyusulku dari belakang. Kami sudah berjejer sekarang.

“Shaskspare tidak pernah membahasnya. Gulungan kertas kisah pertama romeo ditemukan ketika dramanya sudah selesai dipentaskan.” Kataku.

“Kenapa begitu?.” Katanya penasaran. Aku berpikir sejenak, butiran air hujan mulai menipis. Kulihat awan diatas.

“Kalau semua tau Romeo punya cinta pertama. Kurasa kisah Romeo&Juliet bukan kisah cinta romantis sepanjang masa.” Kataku. Dia terdiam, berpikir sejenak.

“Apa yang terjadi dengan cinta pertama Romeo?.” Katanya. Aku mengangkat pundak.

“Romeo meninggalkan dia begitu saja setelah bertemu Juliet.” Kataku singkat.

“Segampang itu?.” Katanya terkejut. Aku tertawa.

“Apa yang kau harapkan dari Romeo? Kesempurnaan seorang Adam?.” Dia tersenyum.

“Jangan berpuitis lagi please..” Katanya menyindir. Aku tertawa lagi.

“Aku pikir dia memilih berselingkuh lalu mati seperti kisah Lady Diana dan pangeran Charles.” Katanya beropini. Aku terdiam.

“Kau pikir Lady Diana tahu kisah cinta pertama Romeo?.” Tanyaku padanya.

“Entahlah.. mungkin saja. Kalau dia cinta sejati Charles, dia tidak akan mati sekarang. Tapi justru Charles masih tetap bersama Camelia. ” Katanya menebak. Aku terdiam.

“Kalau aku jadi Lady Diana, aku memilih pergi dari hidup pangeran Charles, kabur lalu tidak diketahui keberadaannya dimana. Memilih untuk tidak usah dibicarakan seperti Georgina yang kisahnya disimpan rapi Shaskspare hingga seseorang menemukannya.” Kataku.

“Georgina?.” Katanya sembari menoleh padaku.

“Dia cinta pertama Romeo..” Kataku tersenyum.

-SWD-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS