Tanpa Judul

Kamis, 23 Desember 2010


Benarkah Aku Hidup?? Benarkah Aku hidup sama seperti anak-anak yang lain?? Benarkah Aku hidup untuk ini semua?? Sudah berapa kali aku harus berkata "Aku" untuk diriku sendiri??

Kenapa Realita begitu kejam, kenapa dunia ini selalu tampakkan senyuman sedangkan dibalik itu harus ada air mata. Kenapa semua orang begitu egois mereka begitu beruntung sedangkan harus ada yang merasa dirugi, kenapa ada istilah tak ada yang sempurna sedangkan beberapa orang merasa dirinya sempurna, kenapa Tuhan memberi neraka pada manusia yang tak senormal biasa tapi berhati malaikat..

Haruskah aku lari. Haruskah aku lari dari kenyataan bahwa "ya.. semua dari awal adalah suatu kesalahan."

Ada beberapa orang yang terbeda. Menurut dongeng, kisah, cerita. Ada orang yang memiliki apa yang dia inginkah, bahkan yang tidak dia inginkah. Apa yang tidak bisa dimiliki orang bisa dia miliki. Dia adalah yang terkaya, orang yang sempurna dan selalu bisa memiliki semua. Tapi hatinya miskin, bahkan pengemis tak akan bisa mengalahkan betapa miskinnya dia. Betapa sepinya hatinya, betapa suramnya matanya, dia mungkin bahagia tapi... mati.
Sedangkan yang lain, hatinya begitu kaya, bahkan tak ada yang bisa menyadari dia bisa hidup dibalik runtuhan rumahnya. Tak ada yang percaya orang seperti itu bisa hidup dengan senyum dan warna hidup itu seperti itu. Dia jauh lebih miskin, jauh lebih tak memiliki apa-apa selain tubuh tempat menopang jiwanya. Tapi dia hidup.
Ada beberapa orang yang hanya hidup dengan kebohongan, matanya adalah kedengkian, adalah paksaan. Tapi jika dada itu kau belah, kau akan melihat berlian dibalik hatinya yang hitam. Semua tahu dia jahat, lebih jahat dari iblis yang diciptakan Tuhan, tapi cermin berkata dia adalah mahkluk paling mulia. Tapi apakah Tuhan memberinya Surga?


Kita terlahir dalam sucinya air mata Ibu. Kita lahir bagai kertas tak tersentuh. Kita terlahir dalam mata Tuhan yang tenang dan berkah atas hembus nafas yang kita hirup. Bukan sebuah kesalahan kita lahir dalam pelukan bahagia.
Jam bergerak bak air laut, terus menghempas dan merusut lagi. Cepat dan tenang. Dan akhirnya.. seseorang bukan sebuah boneka kecil yang hanya bisa menangis. Dia bisa berpikir, hatinya dapat tersentuh, matanya dapat melihat yang benar dan yang salah. Dan beberapa berpikir, "Untuk apa aku hidup?? Untuk apa aku hidup dengan kebohongan yang selalu menutupiku?? Untuk apa aku hidup seakan ini yang harus kulalui?? Kenapa orang lain tak bisa merasakan yang kurasakan, agar mereka tahu dunia tak adil dibeberapa sisi, tak adil bagiku. Kenapa harus aku....."
Menangis pun tak akan merubah segalanya. Segalanya yang sudah terjadi tak akan bisa dirubah lagi. Tuhan.. aku harus apa lagi..

"..mungkin aku harus sakit. Benar-benar sakit, sakit yang parah, bahkan aku sendiri tak menyadari bahwa aku masih bernafas. Agar mereka berdua bisa kembali.. menyadari kesalahan mereka, melihat putri mereka tertidur lemah dan akhirnya mau berubah.. sampai aku tak bisa merasakan angin berhembus di paru-paruku lagi. Tapi aku bisa melihat mereka berdua bersama lagi, walau di dunia sana.." (A.A.A 12/12/10)

"..Aku takut untuk jatuh cinta. Aku takut untuk menikah. Aku takut mempercayai seseorang. Aku takut akan komitmen. Aku takut membuat kesalahan dan saling menyakiti seperti kalian. Itu semua karena kalian, Ibu.. Ayah. Kalian buatku takut untuk hidup...." (A.A.A 7/9/10)
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS