“Hi,
Aku belum pernah berani menulis sesuatu yang memalukan sebenarnya.
Setidaknya untuk hiburan aku pribadi. Tapi malam ini rasanya aku ingin
bercerita, dengan dia yang aku tidak tahu siapa nanti. Tapi aku tidak akan
memaksa untuk tidak mem-post-kan, anggap saja diary. Ya.. semoga kau tidak
tertawa nanti.
Aku percaya di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Kita semua punya
Yang Maha Kuasa yang tidak semata-mata memberi kejadian tanpa alasan. Tahun ini
umurku 22, dan dengan berat hati aku mengakui masih sendiri. Berbeda dengan
umur-umur kepala satu yang sebelumnya, aku jarang sendiri, selalu ada orang
baru yang menempati romansa-romansa remaja (ya..
namanya juga remaja). Tapi salah seorang lelaki bilang semakin bertambah
umur, semakin rumit untuk mencari. Bagi dia begitu, karena dia lelaki, tapi
bagiku justru menunggu itu lebih rumit, ya..
karena kadang bingung siapa yang harus ditunggu. Maka di kejadian terakhirku
memegang hubungan dan pada akhirnya kandas juga, aku memutuskan untuk berubah.
Bukan berubah menjadi sesuatu, lebih tepatnya berubah pandangan.
Mungkin memulai dari diri sendiri
akan lebih afdol jadinya.
Sebenarnya ini bukan tulisan curhat mengenai potongan-potongan
malang yang kualami. Ternyata, semakin aku terlihat merana semakin aku percaya
ini dimaksudkan untukku belajar.
Kau, dimananapun nanti kita bertemu dan menghabiskan waktu hingga
akhir bersama, aku harap saat ini kita berdua sama-sama belajar meski di jalan
yang berbeda.
Percayalah, aku saat ini sedang belajar, dan akan terus begitu.
Mungkin diumurku yang sekarang ini menentukan kapan mengakhiri masa lajang dan
memikirkan soal berkeluarga adalah hal yang wajib, alasanannya sih “perempuan itu rawan kalau belum mikir kaya
gitu..”. Sejujurnya, aku tidak tahu kapan bertemu denganmu nanti, dan
semoga ketika sudah, aku tidak menyesali mengapa aku tidak memikirkan kalimat
itu.
Aku percaya, selama seseorang masih berusaha belajar, mencari, dan
menjadi lebih baik maka Tuhan akan menyiapkan yang baik di akhir. Dan aku
percaya proses tidak akan menghianati hasil. Maka dari itu. saat ini aku sedang
belajar untuk menjalaninya. Berteman dengan orang-orang yang berbeda pandangan,
yang mengajari banyak hal, yang mengajari kenapa dia kesal dengan hidupnya, kenapa
dia merasa beruntung dengan hidupnya, kenapa dia gemas dengan hidupnya. Justru
aku bingung posisiku dimana jika ditanya diantara ketiganya.
Mungkin ini salah satu hal yang paling aku
suka, aku lebih suka menonton dan
mendengar.. jikalau pun aku harus turun, aku turun di jalan yang berbeda,
dijalanku sendiri. Main aman kali ya
pendapatmu kalau dengar ini.. tapi entah kenapa aku lebih menganggapnya
keluar dari hal pada umumnya. Satu hal, aku bosan dengan staknansi,
membayangkan aku harus melakukan sesuatu yang monoton dari jam 7 sampai jam 4
sore adalah hal yang berusaha kujauhi. Semoga
kau bisa menerima ini nanti..
Aku pernah punya cita-cita tinggi, tapi lama kelamaan keadaan
menunjukkan seorang aku tidak perlu mimpi tinggi-tinggi untuk merasa tinggi.
Jelas sekali bukan perfeksionis yang musti terlihat luar biasa dalam segala hal
didepan orang-orang. Aku lebih suka sesuatu yang biasa saja tapi unik dan indah
untuk dinikmati.
Aku sedang berusaha tidak berekspektasi tinggi jika kita akhirnya
bertemu. Aku hanya ingin merasa “ternyata
pantulan kaca diriku adalah lelaki yang seperti ini”. Orang yang senang
jika kuajak bercerita seperti halnya aku yang senang mendengar orang bercerita dan
tidak keberatan jika minta ditemani kemana saja sebagaimana aku yang suka
menemani teman-temanku. Terkadang dalam hal seperti ini yang dibutuhkan adalah
seorang yang bisa nememani secara fisik dan batin, bukankah indah jika kau menemukan kenyamanan di satu jiwa dan tidak
tertarik untuk menemukan kenyamanan di jiwa yang lain?
Dunia ini sungguh luas, kita bisa dimana saja saat ini, entah itu
jauh bahkan dekat sekalipun. Tapi jika suatu ketika kita bertemu dan akhirnya
berhenti untuk saling mencari dan menunggu, aku harap misiku tidak berhenti
disitu saja untuk terus belajar. Dengan mu entah siapa, aku tetap akan belajar,
bahkan mungkin dengan kisah-kisah hidup kita sebelum kita bertemu, atau ketika
sudah bersama dan sudah memiliki teman baru dalam lingkaran kita berdua.
Semoga Tuhan terus mengasah otak dan pribadi kita untuk terus
menjadi lebih baik. Semoga aku terus berjuang sebagaimana seperti mu dan
miliyaran manusia di bumi yang juga dalam posisi yang sama. Dan semoga aku bisa
memberikan tulisan ini padamu dan bersembunyi malu melihat ekspresi itu ketika
membacanya.
Selamat malam."
2.13 AM, 'somewhat' day in January 2017.